Senin, 25 Januari 2010

jerit hati

JERIT HATI



Tanpa henti
Derap langkah semakin menderu
Beriring semangat nasionalisme yang memuncah
Hadir ‘tuk memberangus para pesakitan
yang membantah sabda sang pemilik kuasa

Tanpa henti
Deru napas yang memburu
Berarak linang air mata yang terus menetes
Tumpah ‘tuk ikut membasahi tanah
yang telah tersiram amis darah sang pendamba

Tanpa henti
Teriak keputusasaan, lolong ketakutan yang semakin nyaring
Berharap penderitaan berangsur sirna
Tinggalkan sisa ketakmengertian para penguasa
yang menganggap semuanya hanyalah bagian dari sebuah pencarian
JATI DIRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar