Senin, 25 Januari 2010

b2

*****
kaulah penghubung antara dunia
kini dan yang kan datang
kau pohon yang dialiri sungai keindahan
yang lantunkan kidung cinta
buahkan ketentraman jiwa
kaulah penabur
penyair cinta yang selalu pancarkan senyum
memenuhi langit dengan bait-bait kehidupan
dan lupakan zaman yang penuh penyangkalan
*****

Jangan pernah jemu beri kami kesejukan
Karena engkaulah butir embun bagi kami
Hari-hari kami terasa penuh warna hanya dengan berpikir
Bahwa kau selalu ada untuk kami
Yang kan kami temui dalam mimpi indah kami


Wahai jiwa yang sunyi
Inginku terbang dan mendekapmu dengan sayap-sayapku
Hangatkan heningmu agar lebur dalam damai
Dirimu yang setiap saat hadir dalam benak
Selalu bangkitkan dahaga kerinduan


*****
Andai berujud
Kan kucumbu bayangmu ribuan kali
Tak hanya lebur
Tapi penyatuan suci tak terkira
Bukan kesunyian jiwa, wahai
Bukan pula keresahan
Pergolakan ini adalah panggilan
Tuntutan sebuah tanggung jawab
Relakan ... .
*****

Andai kau saksikan
Betapa butir-butir kristal ini tak mampu kubendung
Setiap penggalan kisah dirimu adalah kebanggaanku
Perjuanganmu membuatku kokoh berdiri
Semakin kuat hasratku untuk merengkuhmu, dalam dekapan cinta yang tak pernah kering
Agar kesejukan selalu menyertai langkahmu
Bukan aku tak rela
Aku hanya inginkan yang terbaik untukmu

*****
hadirmu dalam istirahku
sejukkan batin yang bergejolak
bayangmu yang mendera
sirnakan sunyi malamku
hendakku rengkuh peraduanmu
sambutlah dalam senyum damai
agar abadi bersama kehadiran sang buah hati
*****
di rinainya
hujan bersenandung
lagu gerimis tak jua reda
aku
yang tersendiri
seolah terlupakan
oleh dunia
disana kau
rasakah gemuruh?
Getar-getar kejemuan
Kejenuhan
Atas sebuah penantian
Bilakah?
*****

andai kau rasakan geloraku
kau takkan lagi bertanya betapa
penantian ini seolah tiada ujung
dalam riuhnya hari-hari yang kulewati
aku tetap merasa sunyi karena
hanya kau yang mampu semarakkan
jiwaku
andai dinding ini bisa kutembus
takkan aku membiarkanmu terasing
walau hanya sedetik
tapi percayalah…
segala mu akan tetap
terbingkai rapi dalam indahnya
kerinduanku

dalam kesunyian yang dingin
inginku tenggelamkan diri dalam rengkuhanmu
agar kumerasa damai
terlindungi dan tak sesuatu pun dapat mengusik lenaku
datanglah wahai pelita
terangilah gulita ini dengan pijarmu
meski hanya dalam mimpi-mimpi malamku

*****
selalu
dan senantiasa aku
kan mendatangi peraduanmu
tak hanya dalam mimpi, sebab
setiap desah napasku
adalah senggama batin bagimu
usah tersendiri kau rasa
pijarku takkan redup
tak jua terlupakan
walau sedetik pun
*****

setiap malam menjelang
tak pernah terlewati tanpa tangis
bukan airmata duka yang menjadi butiran kristal
tapi tangis kerinduan yang senantiasa mendera batin
aku takkan pernah jemu menanti
sampai tiba waktunya, bahwa adamu
benar-benar ada

saat kesunyian membuncah
saat raga ini tak sanggup lagi menahan beban
ingin rasanya ku berlari dan berlindung dalam damainya dekapmu
agar lelah dan perih ini sirna
berganti dengan kesejukan abadi
tolong hapus air mata ini sebelum diriku terlelap
dan ketika bangun esok
aku telah lupa dengan segala lara ini

*****
Usah lara di hati
Tiap desah napasku adalah jiwamu
Tiap detak jantungku adalah kasihmu
Jangan tersendiri oleh duka
Jangan pula terlarut dalam nestapa
Jejak langkah telah dituju
Tiap detik merayapkan asa
Di dirinya
*****

walau kadang terasa lelah
menahan perih
menanti asa yang tak jua datang
tapi percayalah
semua pergolakan ini takkan sia-sia
senantiasa kurajut kenanganmu
menjadi sebuah keindahan
kurangkai penantian sebagai angan-angan nirwana
tak pernah kuhiraukan bergantinya waktu
aku hanya peduli bahwa kita
memiliki keajaiban Ilahi

*****
Kitakah pucuk dahaga
yang tergenang di belantara jarak
merenda syahwat dalam kesendirian
Kitakah ambang penantian
berharap datangnya Sang Perlambang kasih yang bertaut
merajut asa dalam keterbatasan
*****

Di antara belantara kesuraman ini
selalu kulihat pelitamu
walau kecil dan jauh
Betapa ia senantiasa menuntun dan memberi cahaya penerang
rasakan
selami
dan menyatulah bersama tarian suci di rahimku
Kita kan hanyut dalam keagungan cinta Sang Maha
terbuai oleh degup halus bidadari kecil kita

*****
Bukan belantara
tapi laut anugerah
yang berkobar
hangatkan detak-detak penyatuan diri
tak hanya dalam tarian
Ia ada di setiap degup jantung
yang berdetak, keras
seolah enggan tuk berlama-lama
tak sabar menanti yang nyata

Entah langit mana yang tak hitam
Awan mana yang tak kelabu
Hati mana yang tak terharu, jika
perjalanan selalu berliku
beban selalu membelenggu,
untuk gapaimu
untuk rasakan lembut kasihmu, dan
untuk sirnakan isakmu
*****

Usah kau risaukan langit yang hitam
atau awan yang kelabu
Karena hati yang biru mampu menghapus semua
kekelaman dan melepas semua belenggu
Aku masih di sini
menantimu dengan segala kasih yang tak terkikis

Kala kegundahan mendera
Kala rasa telah merajai angan
Keajaiban ini selalu menjadi ilham
Agar aku tetap kuat
Senantiasa berani menyongsong esok
Dengan keindahan karya-Nya

Dalam kesunyian kuterjaga
Oleh hentakan dalam diri
Aku merasa siap dan sanggup jalani apapun
demi dirinya
Meskipun hanya kesederhanaan yang kita miliki
Dengarlah bahasa riangnya
Tak ada risau yang memagutnya
Karena dunia yang menantinya
Adalah engkau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar