Senin, 25 Januari 2010

lieben

BETAPA SULIT
Betapa sulit menjaga rasa,
Cinta dan kasih
Tak semudah kala kunyatakan keinginan
Bahkan lebih njlimet dari rumus-rumus eksak
Tak dapat kubayangkan
Betapa tangis yang tertahan,
tumpah begitu saja
Dan aku hanya mampu terdiam
Tanpa sepatah kata keluh kesah
Walaupun sulit
Haruslah dijalani dengan penuh kedewasaan
Bahwa cinta tak cukup hanya dengan pengorbanan



CINTA ITU
Cinta adalah roda
Yang menggilas setiap jengkal perjalanan
Mengikuti gerak, kehendak ataupun keluh-kesah
Tak terbayangkan
Seandainya cinta hanya sebatas simbol
Atau rasa yang tak pernah berujud
Sementara api kasih sayang telah membakar setiap sudut nurani
Hingga tersia-siakan menjadi derita tak terperi
Cinta adalah murni
Manis dan bening serta penuh kebersihan diri
Maka janganlah kotori cinta dengan kata-kata tak bermakna



SELAMAT BAHAGIA
Kala surya menjelang
Dirimu ‘kan hadirkan sapa
Sambut hari yang cerah bersama kilau mentari
Siang telah datang
Lalu sorepun tak terasa menanti
Siap menyapa Sang Rembulan yang ‘kan muncul
Beriring seribu bintang di langit ‘nan gemerlap
Walau waktu t’rus bergulir
‘Kan selalu kujelang dengan sapa ramah
Tanpa pengharapan berlebih
Bahwa hari akan selalu berganti
Dan entah kapan penantian berakhir
Di peraduan Sang maha



BATAS PENANTIAN
Luncuran waktu ingatkanku
Akan patah demi patah kata yang terucapkan
Kala itu
Dimana pernah kuyakinkanmu
Apa yang semestinya terjadi
Bukanlah semata kenyataan takdir
Biarkanlah waktu terus bergulir
Sementara kita harus ciptakan kesempatan
Bahkan lakukan apa yang sewajarnya dilakukan
Dan biarkan semua berjalan apa adanya
Hingga batas penantian menyapa
Dari beranda kedewasaan




KESETIAAN
Demi kesungguhan hati,
Menantimu bukanlah suatu keterpaksaan
Tidaklah juga pengharapan akan keajaiban
Dimana semua kenangan ‘kan terlewatkan
Atau sekedar pengobat sesal yang ada
Demi rasa yang tetap terpelihara
Dikaulah cahaya
Yang rasukkan kemilau dalam redupnya
Sebentuk hati dari kehampaan
Demi rasa yang takkan pernah mati
Kesetiaanku takkan kupersembahkan
‘pabila hanya sebatas ketakpastian
wahai jagad semesta
ucapku tiada semata rangkai kata dari penantianku
bahwa segala makna rahasia jiwaku
hanyalah untuk pelita hati



Sungguh,…..
Entahlah, mengapa perasaanku semakin resah
Sekian waktu menanti dalam ketakpastian hadirmu
Mungkinkah…
‘kan menjadi sebuah cobaan
betapa hatiku tak tenang
dalam penantian yang tak berujung ini
oh…..
andaikan ‘ku bisa mendatanginya
andaikan ku mampu membawanya kembali
walau ku tahu itu hanyalah sia-sia




Kau telah menjebakku
Dengan segala perasaan dan pertanyaan
Yang kian lama semakin mengikat kesadaranku
Bahwa inilah kenyataan yang harus kita jalani
Aku bukannya tak mengharapkan
Tapi “apakah perasaan ini akan terus terikat?”
Mari kita eratkan jalinan ini
Tapi, itu bila kau mau
Atau ada hal lain yang tak kita mengerti?



Cinta adalah lautan tak bertepi
Adalah khazanah yang tersembunyi
Di balik hijab hakekat ruh lelaki dan wanita
Adalah cahaya dalam hati
Pancarkan air mata suka cita
Laksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar