Hari itu
Satu t’lah bertambah dalam hitungan usia
Satu juga kurangi keberadaan
Namun,
Bukan berarti tanpa ketaksengajaan
Hari itu
T’lah terlaku keinginan ‘tuk senantiasa
Dalam keberadaan yang tak tersentuh
Badai kemelut asmaranya
Tergesa-gesa kujalani impian
Yang tak sampai
Kulihat di matamu
Ada bayang bidadari yang menari
Gemulai seolah tiada keraguan
Namun keinginan lamaku tak menjelma
Biarlah begitu
Karena hanya dengan membayangkanmu
Sudah menjadi kebahagian bagiku
Selama ini yang kupikir hanya ingin menjadi kuat
Di hatiku sekarang ada sesuatu yang lain, bergerak
Aku tak tahu pasti apa itu
Karena ternyata aku belum cukup dewasa
Mungkin kau telah miliki
Kekuatan itu,
Dan sekarang ini aku baru menyadarainya
Kasihku…! Penyelamatku…!
Untukmu…teman yang begitu tulus
Tunggu sampai tiba waktunya
Sampai kubisa berbicara dengan gagah
Aku ingin bertemu…
Sungguh aku ingin menemuimu
Dan seandainya itu terjadi
‘Kan kugenggam erat tanganmu
Sekali lagi,
Aku akan kehilangan kendali,
Dan…mungkin tak dapat bangkit lagi
Dan ketakutan
menjadi makanan burung-burung gunung
kain jendela berwarna merah,
jamu serta minuman arak yang manis
walau hanya sekejap
kubermimpi…
aku akan mati dalam pelukanmu
walau sekali
mungkin kau akan memanggilku
mungkin aku ingin memetik gitarku
sambil berjalan-jalan di gunung
kita bukanlah sebuah hubungan yang pendek
saling mengasihi
betapa bahagianya
tapi saat kau begitu membutuhkanku
aku tak dapat berada di sisimu
yang bisa kulakukan hanyalah
terus memikirkanmu
sekarang…
jangan berpisah lagi
kita menangis begitu banyak
selagi masih ada tanya, aku berangkat
perpisahan itu…
laksana upacara pemakaman hati
kepergian demi seuntai harapan
aku tak minta dirimu
untuk mengerti ataupun memohon
walau kenyataan tak selamanya seirama
namun, jika tak berangkat sekarang
selamanya kita takkan bisa bersama lagi
tangan ini kupegang kembali
begitu banyak waktu terlewatkan
aku ingin menjadi tua,
dan kubermimpi mati bersamamu
apakah itu permintaan yang terlalubesar?
Bendera berwarna emas
Nun jauh di sana
Para nelayan menarik jaringnya yang sudah tipis
Awan bergerak di hari-hari musim penghujan
Dingin…menyedihkan
Kadang sebagian teringat,
Yang lainnya terlupakan
Kisah legenda sang pencinta
Di mana hasrat dan ketulusan
Bergentayangan di antara ranting-ranting hati
Yang layu termakan musim
Senin, 25 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar